1. Pendidikan dan Pengajaran di PM. Ummul Quro Al-Islami 
a. Program Pendidikan

Sistem pesantren modern dengan kurikulum integrasi dianggap menjadi pilihan rasional untuk merealisasikan visi dan misi. Santri diberi modal ilmu agama serta umum agar setelah lulus bisa berbaur dengan segala lapisan masyarakat. Dengan modal ilmu agama mereka bisa menjadi guru ngaji di kampungnya, menjadi imam di masjid atau mendirikan majlis ta’lim. Demikian juga ilmu umum bisa digunakan untuk meneruskan pendidikan formal sehingga bisa mengisi berbagai lini dalam sendi kehidupan.

Program pendidikan PM. UQI meliputi jenjang Tsanawiyah dan Aliyah. Dua jenjang yang dipersatukan dalam atap kebijakan pesantren tentang wajib belajar enam tahun. Santri regular – lulusan SD atau MI –belajar di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami selama enam tahun. Sedangkan santri program intensif – lulusan SMP atau MTS – melaksanakan masa pendidikan selama empat tahun. Satu tahun pertama mereka lalui di kelas persiapan untuk memperdalam ilmu agama juga bahasa Arab dan Inggris.

Santri yang berhenti setelah tamat Tsanawiyah tidak dianggap sebagai alumni PM. UQI. Alumni yang diakui dan tercatat dalam buku besar pesantren adalah santri yang menamatkan program pendidikan sampai Aliyah. Oleh karena itu, hanya santri yang tamat Aliyah mendapatkan ijazah pesantren. Adapun santri yang berhenti setelah tamat Tsanawiyah hanya mendapat ijazah negri.

UQI menerima santri/santriwati pindahan dari pesantren lain yang satu system. Mereka bisa diterima di PM. UQI setelah menempuh tes masuk yang diselenggarakan oleh Panitia Penerimaan Santri Baru. Santri/santriwati pindahan dapat meneruskan pendidikan sesuai dengan kelas di pesantren terdahulu setelah dinyatakan lulus dalam tes. Apabila tidak lulus, maka santri/santriwati tersebut ditempatkan di kelas yang lebih rendah. Adapun pindahan dari sekolah umum, baik SMP atau SMA, yang bersangkutan harus mengulang pendidikan dari awal. Pindahan SMP harus mengulang dari kelas 1 MTs, dan pindahan SMA harus mengulang dari kelas 1 Program Khusus. Hal ini dikarenakan kurikulum PM. UQI tidak sama dengan kurikulum sekolah umum.

Sebagaimana pesantren modern yang memberlakukan kurikulum integral antara agama dan umum, materi pelajaran yang diterima santri di UQI melebihi materi yang diterima anak sekolah sederajat. Santri kelas satu tsanawiyah memiliki 44 jam pelajaran seminggu mencakup 18 mata pelajaran. Banyaknya mata pelajaran karena pesantren memiliki banyak muatan lokal yang harus dipelajari oleh santri.

Muatan lokal di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami bukan sekedar ciri khas tapi juga merupakan kekuatan. Pelajaran Tafsir dan Hadits tidak menggunakan buku paket dari depag, tapi disusun sendiri oleh pesantren. Demikian juga pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Inggris. Dengan menggunakan metode talking dalam pelajaran Tafsir, Hadits dan History of Islam, santri diharapkan bisa berceramah dengan bahasa Inggris. Ini merupakan poin utama di PM. UQI sebagaimana cita-cita pendirian pesantren.

Berkat system pendidikan yang memadukan antara pesantren dan sekolah umum, alumni PM. UQI bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik di Indonesia maupun di luar negri. Dengan ijazah pesantren yang syarat akan muatan ilmu agama, banyak alumni PM. UQI yang kuliah di Timur Tengah. Di Mesir, puluhan alumni menempuh pendidikan S1 dan beberapa sedang study S2 di Universitas Al-Azhar. Di Yaman, belasan alumni belajar di Universitas Al-Ahghaf. Demikian juga di Oman, Libia, Sudan dan Maroko. Untuk wilayah Eropa, tercatat 2 negara yang menjadi tempat menempuh pendidikan tinggi alumni PM. UQI; Turki dan Jerman. Mereka bisa diterima di dua negara tersebut dengan modal ijazah negri dan bahasa internasional.

Di dalam negri, alumni PM. UQI banyak yang kuliah di Perguruan Tinggi Negri baik yang umum atau Islam. Mereka diterima melalui jalur SMPTN. Sebagian menempuh jalur mandiri. Alumni yang tidak berhasil menembus tes masuk perguruan tinggi negri, kuliah di berbagai perguruan tinggi swasta sesuai dengan minat dan bakat.

Sebagian alumni tidak berminat meneruskan pendidikan di perguruan tinggi. Mereka memilih untuk menimba ilmu di pesantren salafiyah. Kelompok ini sangat haus ilmu agama. Mereka mencari pesantren salafiyah yang bisa memenuhi dahaga ilmu. Pesantren Al-Falah di Ploso Kediri dan Pesantren Sunan Kalijogo di Jabung Malang menjadi persinggahan mereka.

  • 1. Madrasah Tsanawiyah

 

Nama Madrasah Madrasah Tsanawiyah Ummul Quro Al-Islami
Nomor Statistik 121232010108
Tahun Operasi 1994
No. SK Pendirian Wi/I/HM.008/160/95
Tgl. SK Pendirian 01 Juli 1995
Akreditasi A
Tgl. Akreditasi 12 Desember 2019
Kepala Sekolah Ishaq Ruslan, M.Pd

 

 
2. Madrasah Aliyah
 

Nama Madrasah Madrasah Aliyah Ummul Quro Al-Islami
Nomor Statistik 131232010033
Tahun Operasi 1997
No. SK Pendirian D/Wi/MA/012/1998
Tgl. SK Pendirian 01 Juli 1998
Akreditasi A
Tgl. Akreditasi 12 Desember 2019
Kepala Sekolah Ali Hidayat, S.Sy

 
3. Pengajian Kitab dan Al-Qur’an
Madrasah Tsanawiyah Ummul Quro Al-Islami mulai beroperasi pada bulan Juni tahun 1994 M. adapun kajian kitab yang dipelajari di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami diantaranya seperti:

A. Ilmu Fiqih:

  1. Safinnatunnaja
  2. Fathul Qorib

B. Ilmu Alat

  1. Jurumiyah
  2. Imrity

C. Hadist

  1. Riyadusshalihin

D. Akhlak dan Tasawuf

  1. Akhlak lil banin/Banat
  2. Taklim Mutalim
  3. Nasoihul Ibad